Menikmati Permasalahan Hidup

Kalau orang mengetahui menikmati permasalahan hidup itu enak, niscaya apa pun masalahnya, tetap bahagia”.



Namun banyak orang susah dalam menikmati hidup. Apalagi dalam keadaan bermasalah, menjadi sulit makan, sulit tidur, sehingga penyakit berdatangan. Apa saja yang dilakukan, selalu bermasalah. Selagi hidup miskin mengeluh, begitu pun ketika kita telah mempunyai segalanya, masih juga dikeluhkan.

Memang insan itu tak pernah sepi dari masalah, siapapun orangnya. Orang kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa, lelaki atau perempuan, pegawai atau pengusaha, niscaya problem selalu menghampiri. Hakim mempunyai problem ketika harus memutuskan permasalahan berat, apalagi yang diadili sudara sendiri, orang renta mempunyai masalah, ketika tak ada uang dikala menyekolahkan anak, guru pusing ketika anggaran pendidikan tak memadai, kita sendiri bermasalah, ketika tak bisa menghidupi keluarga, minimal dalam penyediaan makan sehari-hari atau problem lain yang tiba silih berganti.

Sehingga problem itu terus ada. Dan yang membedakan, yakni dari cara orang menghadapi problem tersebut. Ada yang menganggap problem merupakan ujian dalam rangka naik kelas, ada juga yang menganggap problem sebagai jawaban balasan kita tak berbuat baik selama ini, dan ada juga yang menganggap problem sebagai tantangan untuk maju.
Sehingga bagi mereka yang menganggap problem sebagai hal positif, mereka menyambut permasalahan dengan perbaikan-perbaikan, baik itu prilaku, ilmu pengetahuan, serta mental dalam menghadapi masalah.

Bagi yang berpikir positi, orang yang mempunyai problem kemampuan, mereka akan menghadapinya dengan berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan, ia mulai kuliah lagi, ia mulai berguru lagi, ia mengikuti kursus dan keterampilan. Sedang bagi orang yang bermasalah dalam keberanian, ia mengatasinya dengan mengikuti aneka macam program outbound, serta aneka macam aktivitas yang mengandung petualangan serta penguatan mental. Dan bagi orang yang susah berbicara didepan umum, ia ikut kusus MC serta cara tampil menghadapi orang banyak. Sehingga kursus fashion, model, serta aktivitas kakak none, ajang putri indonesia dan aneka macam aktivitas tampil lainnya menjadi ramai diikuti.

Sehingga mereka yang semuka tampil grogi, selanjutnya malah menikmati, semula tak berani, malah jadi berpetualang, semula takut sama ulat, malah jadi jago hama penyakit tanaman. Semula takut jenazah, malah jadi jago forensik. Dan mereka bisa berhasil sebab mereka bisa menaklukan problem dan selanjutnya menikmati pekerjaan serta kehidupan yang penuh dengan rintangan dan keganasan kehidupan.

Selain itu, bagi mereka yang menikmati, problem kehidupan menjadi ringan, bagi orang menikmati, problem bisa berkembang menjadi kemajuan. Sehingga dalam bekerja, sering perusahaan mensyaratkan pekerja yang bisa bekerja dalam tekanan.

Karena mereka bisa tahan banting, sebab mereka mau menikmati hidup, sehingga segala permasalahan akan disikapi dengan kenikmatan.
Bagi mereka yang bisa berperilaku begitu, ketika berkunjung kerumah orang, yang sempit dan di gang sempit, akan terasa enak, lega, tak ada beban. Ketika kita menghadapi panas, kedinginan, kesumpekan, kita akan menikmati itu, sehingga dengan menikmati, rasa panas, rasa sakit, rasa sumpek, stres akan berkurang, dan balasannya menjadi terbiasa, selanjutnya problem akan hilang dengan sendirinya.

Saya diundang seorang teman yang akan berangkat naik haji, ia tinggal di lorong sempit, namun banyak permintaan tiba ke kawasan itu, dari yang bergelar kiayi, hingga rakyat biasa berbaur, suasana sempit dan berdesakan, begitu dinikmati terasa enak. Kita bersatu dan merasa senang melihat teman yang bisa berangkat ke tanah suci, meskipun tiba dari gang sempit.

Sehingga apapun masalah, ketika dinikmati, menjadi nikmat. Makan dengan apa adanya, bahkan hanya dengan garam dan minyak jalantah, sisa penggorengan menjadi terasa nikmat, sebaliknya, mereka yang punya aneka macam masakan ketika hati gundah, penuh dengan masalah, masakan yang tersedia, menjadi tidak nikmat.

Dengan demikian mengalahkan permasalahan dengan cara dibalik, yaitu menikmati masalah, setidaknya akan mengurangi problem itu sendiri, bahkan problem akan hilang dengan sendirinya.

Bayangkan, ketika tentara berlatih naik gunung turun gunung sambil membawa beban perbekalan, jikalau mereka tidak menikmati, apa jadinya, yang ada malah muntah-muntah, atau uring-uringan kepada pelatihnya, tetapi ketika mereka menikmati latihan, tenaga komplemen mendukung mereka, sehingga latihan menjadi gembira. Dengan demikian kita perlu menikmati hidup ini, meskipun dalam keadaan susah, dengan mencicipi dan menikmati, kesusahan akan hilang, angin puting-beliung niscaya berlalu, hujan pun ada bisa berhenti. Dan dikala tertentu, keadaan bisa berbalik menjadi kegembiraan, keadaan sakit menjadi sehat, prajurit jadi komandan, olahragawan jadi juara, guru jadi kepala sekolah, orang biasa jadi insinyur dan juga kebahagiaan lainnya. Intinya, kita bisa menikmati kehidupan, meskipun penuh masalah.

Gagan Gartika

Berbagai Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel